Minggu, 16 Oktober 2011

Hidup Itu TidakLah Semudah Melangkah

   Mentari sudah mulai memancarkan sinarnya, aku masih juga belum mau beranjak dari tempat tidurku, masih ada rasa ngantuk yang tersisa di wajahku, ya, itulah aku, seorang pemuda yang sangat membingungkan di pagi hari, Rangga namaku, aku adalah seorang pelajar di salah satu SMP terkemuka di pekanbaru, sudah 3 minggu aku bersekolah di SMP itu, aku sangat senang bisa menjadi siswa di smp itu, apalagi aku bisa meraih kesempatan duduk di bangku kelas VII 1. tapi nggak semudah itu, untuk masuk ke sekolah itu, aku harus melalui masa-masa MOS yang menegangkan, karena pembina MOS nya terlihat galak, katanya dia adalah guru terkejam di SMP itu, tapi, setelah menjalani MOS, ternyata asyik-asyik aja, nggak ada sesuatupun dari guru itu yang aku anggap berlebihan, apalagi untuk ukuran seorang guru, dia hanya sedikit lebih kejam dari guru biasanya.


   Dengan terpaksa aku akhirnya beranjak juga dari tempat tidurku menuju kamar mandi, segera ku lepas pakaian tidurku, lalu aku menghidupkan kran dan memanaskan air, aku takut aku sakit bila mandi dengan air dingin di suasana yang masih sangat pagi, setelah mandi, aku segera menuju kamar, dan segera aku memakai pakaian yang memang sudah di sediakan oleh ibuku yang amat ku sayangi dan dia pun juga sangat menyayangiku. setelah berpakaian lengkap, aku langsung beranjak menuju ruang tengah, dan ternyata ibu dan adik, Wulan namanya serta kakak lelakiku, Chandra namanya, telah menantiku untuk sarapan, dan ku lihat di meja, menanti sepiring nasi goreng spesial di tambah segelas susu segar, tanpa basa basi , aku langsung memakan nasi goreng itu dan memi num susu walau tidak sampai habis, karena aku tidak begitu suka minum susu, karena aku yakin itu bisa membuatku menjadi lebih gemuk, tapi di lain hati, ibi bilang kalau susu itu baik untuk perkembangan otakku.

    Setelah sarapan akupun langsung berpamitan pergi ke sekolah dengan ibuku, dan segera naik motor bersama kakak lelakiku, tiap hari aku selalu menuju sekolah bersamanya, karena memang sekolah kami satu arah, dia sudah duduk di kelas 1 SMA, usia kami memang hanya terpaut Tiga tahun, tapi besar tubuh kami sama, orang kira ketika kami masih sd, kami adalah saudara kembar, akhirnya aku tiba di sekolah, namun aku belum melihat seorangpun berada di sekolah itu, ternyata belum ada yang datang, tiba-tiba sebuah tangan singgah di bahuku, aku sangat kaget, ternyata itu adalah sahabatku sejak kecil, Andika namanya, kebetulan kai satu kelas dan satu bangku, sudah banyak kenangan indah yang kami lalui bersama sejak kecil, akhirnya kami berduapun menuju kelas dan duduk sembari dia mengekuarkan buku pr nya, ternyata dia ingin bertanya kepadaku tentang pr matematika yang tidak bisa dia kerjakan, dengan senang hati aku membantunya, karena aku sangat senang membantu orang, apalagi pelajaran matematika adalah pelajaran kesukaan ku.

Bersambung...

1 komentar:

Berkomentarlah dengan Sopan demi perbaikan dan kemajuan bersama ^_^